Jumaat, 27 September 2013

oh tidak, bukan benci sebenarnya

di luar gemersik hujan sedang menitis; antara laju dan perlahan,
derunya sayu, cuacanya redup dan hembus anginnya meniup syahdu di balik pintu,
yang lalu menampar bingkai tingkap ke dinding perlahan-lahan, lantas menyemarak melankoliknya gendang semulajadi karya Tuhan yang wujud-Nya abadi

dan di antara sela-sela titis-titis hujan yang melaju,
aku siulkan suatu melodi seolah menyanyikan sebuah lagu, iaitu melodi dari lagu gemarmu.
sambil-sambil aroma flora dan becak tanah merah bercampur air hujan menyelerak segenap ruang teratak yang sedang aku duduki.

teratak hasil ciptaan kita, imaginasi kita; saja.

aku rindu saat begini; yakni saat hujan turun menjejeri atap besi,
dan aku siulkan lagu gemarmu yang masih tersemat kemas dalam kantung memori.

di sini, kita pernah tertawa; gembira,
sambil kita bercerita tentang apa saja,
dan berangan kita punya semua.

di sini, di tempat silaku ini,
kita pernah mimpikan kita bakalan berganding sepanjang zaman,
melalui waktu muda, tua, susah, senang, gembira dan duka sepanjang masa.

tapi, rupanya semua yang kita impi itu cuma temporer.
saat bicara kita tak lagi seanggukan,
saat langkah kita tak lagi sehaluan,
saat pandangan kita tak lagi selari,
saat kita tak sama lagi sama berlari,
saat kita tak upaya lagi berdiri sama tinggi.

mudah saja kita bicarakan pada semua,
kita tak pantas berdua lagi,

dan mudah saja kita tudingkan sesama kita setiap jari-jemari yang ada,
atas sebab, kita punya sebab dan musabab masing-masing.

yang kita rasa betul, benar, dan bukan belitan-putar semata selaras dengan hati yang membuak benci.
oh, tidak, bukan benci sebenarnya.

tapi,
kecewa.

"maka tudingan akan terus berlaku, selagi belum ada antara kita yang upaya undur diri dan memaafi, hati-hati, sebab pasti ada hati-hati syaitan yang bakalan mencurahkan bara api pada marak hati yang sedang benci"

oh tidak, bukan benci sebenarnya; silap lagi.

tapi,
kecewa.

Tiada ulasan: