lagi sekali, alam yang luas ini seolah-olah sempit,
angin bayuku berseru bertindak drastik,
masa yang sifatnya emas pula kian membingit,
bertingkah, melangkah, tiada biar sekali ia berpaling tadah.
aku yang kurang sedar itu,
terjelopok dalam jasad merah semburat tanah berpaya,
sambil kecewa aku merintih,
mengendong ketat kalimah berbirat serba-serbi celaka,
aku dalam gompolan lumpur?
maksudnya aku kotor? ertinya aku itu jijik?
kau silap sang manusia,
kau silap......
aku bisa bangkit,
apa saja yang diterkam oleh gegendang telingaku,
aku akan kupas, dan kupas, dan kupas lagi,
setiap bibit yang lahir itu aku titipkan,
aku coret dalam diari seorang lelaki aku,
romantiskah atau jahamankah,
persetan sama itu semua.
kerna aku tahu,
andaikata aku kunyah satu-persatu,
akan gemilanglah panji-panji maruah diri aku,
biar aku memang tahu,
separuh air mata aku ligat menitis.
kau! ya kau sang pemikir!
hakikat ini sebenarnya yang terpateri: "hidup bukan berhenti dengan titik noktah, tapi ia terhenti dengan KALIMAH SYAHADAH."-tun boja bistara.
kau ambil lah apa yang kau rasa berguna, yang celaka kau 'inert'kan saja.
'kau ambil lah apa yang kau rasa berguna, yang celaka kau 'inert'kan saja.' .. aku sgt2 stuju.. =)
BalasPadam