
selamba aku melelong rasa pasrah,
dalam lingkaran perimeter purnama malam,
terangnya itu persis penglipur lara yang rancak bercerita sama aku,
tapi yang ajaibnya, benar! bulan itu berbicara!
ya, aku menonton bulan berbicara,
bulan sapa aku, "hai kawan, kau keseorangan?"
aku balas, (dalam delusi mungkin)
sambil mengangguk longlai bibirku mulai lembut berpetah,
"bulan, kau pernah dicairi gadis sandwich yang cantik?"
lantas bulan bilang sampai berfikir,
"gadis yang kau maksudkan itu, madahnya cantik?"
aku mengerling, seraya berkata "ya benar, cantik tapi aku tahu dia bukan dalam jurisdiksi aku untuk aku senyumkan jiwanya"
bulan tersenyum, "janganlah jadi pembanci ganas, sibuk bertanya fasal profil si gadis, tapi press conference bukan untuk kau, congakkan saja lidahmu kemudian senyum"
kemudian bulan berbisik, "aku dulu pun macam kau, kalau tidak masakan aku sekejora ini tika ini"
comelkan kalau bulan pun bijak berjenaka. :)
tapi aku tahu, kau tak faham. bukan begitu sang pemikir?
nice one! =)
BalasPadamya,aku sieyh kurang paham noh...bisa kau perjelaskan ngak?
nanti patik terangkan ya, jika ada masanya. jangan dirisaukan oleh tuan hamba. :)
BalasPadammakasih ya encik noh!
BalasPadam