Jumaat, 4 Disember 2009

contengan indah di kaki langit


-mendongak dan menyelongkar isi langit-

perlahan-lahan aku ukir di kaki langit,
biar kecil tapi signifikan,
agar tak bisa hilang nama yang indah itu,
untuk tatapan umum rakyat,
semua bisa lihat.

tatkala tersungkur,
kantung kemandirian,
yang ada,
hilang,

dalam erti sunyi yang luas,
bersimpuh lutut aku,
setengah menangis,
tunduk pada kesepian,

awan berikan aku pelangi,
sampai ketika aku perlukan warna-warni,
diri ini telah melayang.
karut, (maka kau diam)